Tangan-tangan yang sedang menyuap terhenti di udara. Dua orang sahabat (seingatku) menunjukkan wajah bingung... yang satu lebih kelihatan kesal daripada bingung.
“Yah, satu dua mungkin masih mengingatku satu bulan,”
sambungku, dibalas tatapan yang semakin bingung. “ Satu tahun mungkin?” sambungku
lagi, tak yakin.
Si teman berwajah kesal berkata tajam, “Apa maksudmu?”.
Tidak ada. Aku tak bermaksud apapun. Hanya sebersit pikiran
yang terlintas, dan kusuarakan tanpa benar-benar meminta maksud.
Disekitar kami, suara
sendok dan piring saling beradu. Tawa, canda. Bising. Ditingkah suara api dan
penggorengan yang mendesis. Masih
diiring lirikan-lirikan tajam, dalam diam aku memulai suapanku.
Saat ini. Setiap hariku berlalu begitu saja. Kadang baik,
kadang tidak.
Kemarin dulu aku mencinta hidup. Begitu hidup. Bahkan
dedaunan kering tampak indah di mataku. Hari tadi aku membenci. Begitu sangat. Menyumpah sampah dan
sampah. Dan tidak, tak kubendung...
Aku manusia. Mencinta dan membenci. Mencoba meminta dan
memberi maaf. Belajar dan belajar. Begitu, mungkin aku mampu untuk mengenang. Dan lalu mungkin aku
bisa meninggalkan sesuatu untuk dikenang...
(Agustus 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar