Jumat, 11 November 2011

The end...

Sudah lewat beberapa hari, masih saja terbayang..
Kala malam menjelang, bahkan bentang kasur dan guling pun menularkan rasa sepi yang dalam. Dalam ruang sendiri, tanpa teman berbagi, tanpa musik menemani.

Segala yang berbau kematian membuatku sedih...
Semestinya tidak, aku dibesarkan dalam ajaran Katolik. Ada kehidupan setelah kematian, dan kematian hanyalah awal dari perjumpaan yang tanpa akhir. Tapi, tetap saja rasanya menyedihkan.

Kemana jiwa-jiwa pergi saat keluar dari raga? Dimana mereka bertualang? Apa yang mereka tinggalkan dalam hangatnya dunia?
Ahhh....

Dan melihat kehidupan berangsur pergi didepanku, berteman detik-detik yang sungguh menakutkan, dalam teriakan-teriakan sedih dan marah para sahabat di sekeliling, dan rasa bersalah yang tak berhenti menyapa... betapa menyedihkan.

Bagaimana mampu memandang orang-orang yang dicintainya ketika kami adalah orang-orang terakhir yang merasakan rasa hangat tubuhnya berangsur dingin, membeku dalam ketiadaan. Bagaimana mampu mendengar tangisan dan tarikan nafas putus asa mereka?
Seandainya saja...

Ah tubuh yang fana, jiwa yang abadi. Selamat jalan...

(kenangan untuk seorang teman dalam karya, Awal November 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar